Monday, June 21, 2010

Masih berani main tebak-tebakan?

Menebak? Siapa sih yang gak pernah?
Apalagi di musim Piala Dunia 2010 ini?
TAPI...
Menebak isi pikiran atau menebak isi hati orang? Hayoo...?
Menebak skor pertandingan bola, mungkin tidak terlalu beresiko kecuali Anda memasang taruhan. Menebak strategi lawan main pasti juga membutuhkan daya antisipatif yang tidak boleh asal-asalan. Hanya sekadar menebak tentu mudah tetapi selalu ada konsekuensi lanjutan, salah pilih, salah jawab, atau seperti tadi kalah taruhan.

Bertaruh atau memasang taruhan itu sendiri juga masuk kategori menebak yang tidak disertai usaha dari diri sendiri secara sungguh. Artinya tidak ada daya upaya dan kerja-pribadi di sana, yang ada hanya lah menunggu fakta berbicara. Itulah sebabnya bertaruh saja sudah masuk kategori berjudi dan sebagian orang kemudian menganggapnya haram ataupun dosa.Sekali lagi karena tidak ada upaya dan kerja-pribadi di dalamnya.
Lalu bagaimana pula dengan menebak isi hati dan pikiran orang lain?

Kalau asal tebak saja sudah pasti tingkat kebenarannya kecil, kalaupun kemudian tebakannya benar itu hanyalah faktor kebetulan. Bahasa ekstrimnya ialah bahwa menebak isi hati dan pikiran seseorang hampir sama dengan berjudi dengan diri sendiri. Iya. Berjudi karena kita hanya menebak tanpa berusaha mencari kebenaran dengan berkomunikasi misalnya atau dengan mendekatkan diri secara lebih baik untuk mengetahui isi hati orang tersebut. Daripada kita menebak isi hati dan pikiran orang mengapa tidak kita tanyakan langsung saja apa maksudnya atau apa rencananya? Di sini saya merasakan pentingnya keberanian yang rendah hati untuk memulai berkomunikasi dengan benar dan jelas. Tidak jarang orang merasa segan karena tidak cukup memiliki keberanian dan kerendahan hati untuk bertanya atau memperjelas maksud pihak lain. Apa resikonya? Ya tentu kita bisa salah mengambil keputusan karena ada Missing Link, kita salah langkah karena ada satu petunjuk yang belum jelas dipahami. Tidak jarang pula salah tebak atau asal main tebak saja juga bisa merusak relasi karena ternyata yang ditebak adalah hal yang sangat sensitif.
Jurus yang perlu untuk menghindari semua bentuk kerugian itu ialah dengan tidak menebak, apalagi asal-asalan. Jurus lain adalah dengan mengembangkan sikap berani nan rendah hati untuk berkomunikasi lebih jelas. Adalah sesuatu yang wajar jika kita mempertanyakan sesuatu yang belum jelas, sejauh itu dikomunikasikan dengan cara yang baik. Masih mau main tebak-tebakan?

Untuk Anda yang senang ditebak atau mungkin untuk Anda yang bertipe agak misterius sehingga orang "agak terkondisikan" untuk menebak pikiran Anda, sepertinya juga baik jika lebih ekspresif. Daripada ditebak, lebih baik nyatakan maksud Anda dengan baik dan jelas sehingga orang lain memahami apa yang harus dilakukan dan tidak perlu dibuat. Menyimpan isi pikiran tentu beresiko menjadi orang berbeban berat, karena banyak yang ditahan dipikirannya, banyak yang menggumpal di dalam hatinya. Lebih bersikap ekspresif akan membantu kita memperkenalkan diri kita bahkan menyajikan maksud kita. kembali lagi, Key words nya adalah keberanian nan rendah hati untuk memulai berkomunikasi dengan baik.

Semoga...

Friday, June 18, 2010

Keluarga

Keluarga adalah tempat perlindungan dan batu loncatan kita.
Kita dibesarkan di dalamnya, kita bisa menuju horison baru.
Dengan setiap cara yang terpikirkan, keluarga merupakan mata rantai ke masa lalu kita dan jembatan menuju masa depan kita. (by Alex Haley)


Bagaimana kita berperilaku dalam dan terhadap keluarga kita?
Ukurannya memang sulit disamakan. Kita sering mengecewakan orang tua? Mungkin tidak sering, tetapi mungkin juga pernah. Kita berbuat sesuatu yang menurut kita baik tapi ternyata tidak memuaskan anggota keluarga yang lain bahkan mungkin mengecewakan. Apalagi kalau jelas-jelas kita berbuat salah, tentu akan sangat mengecewakan dan membuat sakit hati anggota keluarga. Tak jarang pula dengan perbuatan salah itu ada keluarga yang memaksa secara langsung maupun tak langsung si pelaku untuk keluar dari Lingkungan keluarga.
Lalu bagaimana seharusnya kita bersikap dalam keluarga?
Tentu mudah sekaligus sulit.


Saya tidak akan mengungkapkannya di sini karena tulisan ini hanya bermaksud untuk mengajak bermenung. Apa yang sudah kulakukan dalam dan untuk keluargaku? Benarkah yang dituliskan oleh Alex Haley:
Keluarga adalah tempat perlindungan dan batu loncatan kita.
Kita dibesarkan di dalamnya, kita bisa menuju horison baru.
Dengan setiap cara yang terpikirkan, keluarga merupakan mata rantai ke masa lalu kita dan jembatan menuju masa depan kita.


Untuk keluargaku: Maafkan aku yang belum bisa membahagiakan dan membuat Kalian bangga. Maafkan aku jika aku telah mengecewakan Kalian.
Terimakasih atas doa dan perhatian keluargaku semua.

Sunday, April 04, 2010

Bukan KUASA tapi CINTA yang MahaRahim

Ketika ada yang sanggup Bangkit dari antara orang Mati, kita tentu berdecak kagum penuh heran..., is it true? How could it happen? Di saat seperti itu, kebanyakan kita kemudian memilih kata "mukjizat" untuk mewakili kemelut pikiran dan gonjangan hati. Hari ini, Orang Katolik merayakan Paskah, Kebangkitan Yesus Kristus yang telah meninggal karena disiksa lalu dipaku di kayu salib. Apakah Umat Katolik kemudian juga menyebutnya sebagai "Mukjizat'?
Anda yang KAtolik, apakah BangkitNYA dari antara orang mati Anda sebut sebagai mukjizat?
BUKAN kan...?
Itu bukan mukjizat karena Umat Katolik mengetahui sebab dan tujuannya, karena umat Katolik mengimani peristiwa itu sebagai bentuk transformasi ilahi yang menyelamatkan... Seandainya Yesus tidak bangkit, maka sia-sialah iman kita...
KebangkitanNYA dari antara orang Mati bukan untuk menunjukkan kuasaNYA atau kehebatanNYA yang Mahasuper, tetapi lebih untuk menunjukkan how deep is HIS love, how gentle is HIS power. Lho kok bisa...? Mari kita lihat, knapa Yesus menunjukkan diri, setelah bangkit, kepada Maria Magdalena dan kemudian kepada para rasul, terlebih untuk Thomas? Kenapa Yesus tidak menunjukkan KebangkitanNYA kepada para imam agung, ahli taurat dan Pilatus? Karena KebangkitanNYA bukanlah untuk menunjukkan kuasaNYA, kalau Tuhan mau itu sudah akan dilakukanNYA sebelum Yudas menyerahkanNYA untuk ditangkap. Menunjukkan diri kepada para imam agung, ahli taurat atau pilatus hanyalah akan membawa kebingungan dan kegentaran saja, bukan pada iman yang membahagiakan... Tetapi penampakan kebangkitan Tuhan kepada Maria dan para Rasul jauh lebih efektif untuk menerima ARTI kebangkitanNYA dan kemudian mewartakannya.
Nilai kebangkitanNYA cukup sempit kalau hanya saya batasi pada tulisan ini saja... untuk itu Anda perlu merenungkannya jauh dalam, semakin dalam sebagaimana CintaNYA yang begitu dalam...
Yesus yang wafat dan bangkit bagi kami, tunjukkanlah belaskasihMU kepada kami dan seluruh dunia...
SELAMAT PASKAH