Thursday, December 24, 2009

Tuhan itu baik bagi semua orang.

Tuhan itu baik bagi semua orang…

Saudara-saudari yang terkasih, umat kristiani di mana pun Anda berada , entah sudah berapa lama kita menjadi orang kristen yang setiap tahunnya merayakan Natal; mungkin ada yang sudah dibaptis sejak bayi, mungkin ada juga yang dibaptis dewasa atau mungkin ada yang baru saja dibaptis atau malah justru ada yang baru mau dibaptis... Hal yang sama juga terjadi pada kita di tempat kita kerja masing-masing, entah sudah berapa lama kita bekerja, ada yang sudah dari awal, ada yang 7 tahun, 5 tahun, 3 tahun atau ada yang baru saja bekerja.

Sudah lama menjadi orang Kristen atau sudah lama bekerja tentu bukan menjadi ukuran bahwa kita sudah BAIK. Lama atau baru bukan menjadi patokan bahwa kita sudah menjadi pengikut Kristus yang BAIK. Pertanyaannya adalah: ”Mengapa kita harus menjadi BAIK?”

Pesan Natal 2009 yang disampaikan oleh PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) dan KWI (Konferensi WaliGereja Indonesia) diberi Judul dengan mengutip dari Mazmur 145:9ª, “Tuhan itu Baik kepada semua orang...”  Mengapa kita harus menjadi BAIK? Karena Tuhan kita itu BAIK kepada semua orang. Karena begitu BAIKnya Tuhan kita, karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengkaruniakan Anak-NYA yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yesus, Anak Allah yang tunggal diutus ke dunia, Ia lahir di bumi ini demi kita.

Sebagaimana kelahiran Yesus Kristus adalah bagi semua orang, maka umat Kristiani pun hidup dan berbagi keBAIKan kepada semua orang. Ke semua orang, bukan hanya yang kristen saja, tetapi semua orang. Karena Tuhan itu BAIK kepada semua orang dan berkenan lahir di antara kita maka kita pun sebagai pengikut Kristus juga harus menjadi BAIK bagi semua orang, menjalin relasi penuh damai dengan sesama dari suku, agama atau golongan apapun. Dalam semangat Natal yang seperti inilah kita bisa merefleksikan peristiwa yang sudah kita lalui di tahun 2009; Krisis Ekonomi Global, aksi Terorisme, Pemilu, Bencana Alam atau bahkan perusahaan tempat kita bekerja. Tuhan itu BAIK karena kelahiran Yesus di dunia untuk memampukan kita melewati semua peristiwa tersebut BERSAMA sesama kita manusia. Kita tidak sendiri. Kita akan bisa melewati dan memaknai semua peristiwa hidup kita BERSAMA Yesus dan Sesama kita.

Maka Natal ini jangan berhenti hanya pada kemeriahan perayaan atau acaranya saja. Anugerah Natal terlalu besar untuk dibatasi dalam pesta atau perayaan saja, apalagi hanya disimpan sendiri. Hendaknya Natal ini kita resapi sukacitanya, kita alami damaiNya lalu kita bagikan kepada sesama. Itulah Natal: Kelahiran yang memberi kita kekuatan berbagi dan mengambil hikmah dari setiap peristiwa hidup kita. Natal mengingatkan kita bahwa selalu ada kebaikan dalam peristiwa hidup ini, sehingga seperti Pemazmur, kita bisa berseru: Sungguh, ”Tuhan itu BAIK bagi semua orang dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikanNYA”.

Kebaikan Allah kepada kita tidak perlu lagi kita ragukan. Yang perlu diragukan adalah kebaikan kita. Mari kita bertanya pada diri masing-masing, apakah aku sudah BAIK? Mari ajak diri kita dan keluarga kita untuk Hidup sebagai orang Kristen yang BAIK, Mari berusaha menjadi Pekerja Kristiani yang BAIK, mari menjadi pembawa kebaikan, membawa damai Natal bagi Semua orang dengan mengasihi sungguh-sungguh sesama kita dari suku, agama atau golongan apapun. Sekali lagi kata kuncinya adalah BAIK. Hidup sebagai orang Kristen dan pekerja kristiani yang BAIK bisa ditunjukkan misalnya dengan menghargai waktu, bersemangat dalam bekerja, peduli pada rekan kerja, tidak mudah mengeluh, tidak menaruh rasa iri, menebar senyum keceriaan, disiplin, percaya diri karena bisa, rendah hati dan jujur bersahaja. Orang Kristen yang hidup dengan BAIK tentu berpikir yang BAIK-BAIK, berbicara yang BAIK, melihat yang BAIK dan bertindak dengan BAIK pula.

Maafkan saya kalau saya menutup tulisan ini dengan pengandaian yang sedikit bernada menantang:

Kalau memang kita BAIK, mari berlomba-lomba berbagi kebaikan. Kalau memang kita BAIK, tebarlah kebaikan dimanapun, dengan siapapun dan kapanpun karena memang Tuhan itu BAIK bagi semua orang. Kalau memang kita BAIK, mari jangan hanya BAIK di gereja saja, tetapi juga BAIK di tempat kerja dan BAIK di lingkungan masyarakat. Selamat Berbagi KeBAIKan.

Selamat Natal dan selamat menyambut Tahun Baru 2010.

Terimakasih.

 

Monday, December 21, 2009

Lady of Guadalupe

Our Lady of Guadalupe (Spanish: Nuestra Señora de Guadalupe) is a celebrated 16th-century icon of the Virgin Mary, mother of Jesus Christ. The image, also known as the Virgin of Guadalupe (Spanish: Virgen de Guadalupe) represents a famous Marian apparition. According to the traditional account, the image appeared miraculously on the front of a simple peasant's cloak. The image still exists; it is on display in the Basilica of Guadalupe in Mexico City. It is perhaps Mexico's most popular religious and cultural image, and the focus of an extensive pilgrimage. The feast day of Our Lady of Guadalupe is December 12. She is said to have appeared to Saint Juan Diego on the hill of Tepeyac near Mexico City between December 9 and December 12, 1531.

The Virgin of Guadalupe is a symbol of significant importance to Mexican Catholics. The Virgin Mary in this aspect has been given the title: "Patroness of the Americas". According to Bishop Francesco Giogia the Basilica of Our Lady of Guadalupe in Mexico City was the most visited Catholic shrine in the world in 1999, followed by San Giovanni Rotondo and Our Lady of Aparecida.[1]

The Virgin of Guadalupe has also symbolized the Mexican nation since the Mexican War of Independence. The armies of Miguel Hidalgo, Emiliano Zapata and Subcomandante Marcos all marched beneath flags bearing the Guadalupan image, and Our Lady of Guadalupe is generally recognized to be a symbol of all Catholic Mexicans.

Bunda dari Guadalupe atau dikenal juga dengan sebutan Our Lady of Guadalupe atau Virgin of Guadalupe, adalah salah satu dari peristiwa penampakan Maria paling tua yang tercatat dalam sejarah agama Katolik, peristiwanya terjadi di Meksiko, yang pada saat itu dihuni oleh oleh bangsa Aztek. Pada tahun 1521 penjelajah Spanyol Hernan Cortez berhasil menaklukkan bangsa Aztek dengan menduduki ibu kotanya. Bersamaan dengan pendudukan itu orang Spanyol juga menyebarkan agama Katolik ke antara suku indian Aztek. Salah seorang indian bernama Quauhtlatoatzin dibaptis oleh pastur Franciscan, lalu diganti namanya menjadi Juan Diego dan orang inilah yang berjumpa dengan Bunda Maria sampai 4 kali pada Desember 1531. Rentetan peristiwa penampakan itu dan kejadian-kejadian luar biasa yang menyertainya begitu istimewa sehingga menempatkan peristiwa penampakan itu menjadi salah satu peristiwa penampakan paling terkenal sampai sekarang.

Bunda Maria menampakan dirinya kepada indian miskin tersebut di Tepeyac, sebuah bukit di timur laut kota Cuautitlan (sekarang Meksiko), Ia menyatakan dirinya sebagai "Ibu dari Allah yang benar", mengatakan kepada Juan Diego untuk memerintahkan uskup supaya membangun sebuah kuil. Sebagai bukti penampakannya, Bunda Maria mencetak citra dirinya pada tilma (semacam mantel yang dibuat dari serat kaktus) milik Diego. Tilma itu adalah pakaian kualitas rendah yang seharusnya tidak bertahan sampai 20 tahun tetapi secara ajaib tilma itu tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan setelah lebih dari 460 tahun kemudian.

Bandingkan dengan artikel di http://www.gerejakatolik.org/ziarah/guadalupe.htm