Ketika badai kehidupan menerjang hidup Anda, apa yang akan Anda lakukan? Ketika istri Anda sakit parah dengan vonis sementara kesempatan hidup 40% saja, Bagaimana sikap Anda? Lebih lagi jika situasi itu diperparah dengan kondisi finansial yang tidak memadai untuk semua biaya perobatan, singkatnya ada genjetan ekonomi, Apa gerangan yang akan Anda lakukan?
Gambaran situasi di atas adalah satu dari sekian banyak bentuk penderitaan manusia. Penderitaan itu tentu memuat derita dan pergumulan melawan sengsara yang harus ditanggung. Dalam pergumulan atas penderitaannya itulah manusia, kita, sering berujung pada kebuntuan, buntu pikir, buntu tenaga dan buntu dana. Kebuntuan itu bisa lagi jadi sangat fatal jika yang bersangkutan jatuh pada perspektif Fatalisme, hanya meyakini hidupnya sudah ditentukan garisan takdir, tidak ada lagi yang diyakini bisa diperjuangkan. Untuk mereka yang meyakini dan beriman kepada Tuhan, situasi kebuntuan itu bisa saja membawa dia pada sikap pemberontakan terhadap Tuhannya, dengan berteriak,"Tuhan tidak adil, jika Tuhan Ada maka kami harusnya tidak menderita...dunia mengajarkan Tuhan itu Baik, tapi nyatanya Tuhan yang kami imani membiarkan kami menderia begini...Dimana Tuhan?"
Berat rasanya jika sudah demikian. Lalu kita harus bagaimana?
No comments:
Post a Comment