Sunday, May 31, 2009

Gerbang Senja


GERBANG SENJA
Saat ini ada sesuatu yang menggocoh diriku untuk mengerahkan segenap daya supaya mengarah pada gerbang itu. Di bawah kuasa penggocoh yang tak terlalu jelas itu aku sempat bertanya, "Ada apa di gerbang itu, apa di baliknya? Mengapa aku diarahkan ke sana?"
Saat ini adalah saat yang aku sendiri tidak sepenuhnya memahami arti "Mengarah". Is it something i have to go intentionally, or unconciously or naturally? Seperti ada Attraction Magnetic Power yang besar. Daya magnet luar biasa itu sendiri tidak sepenuhnya kupahami secara akal, apalagi jika harus kujelaskan kandungan "luar biasa" itu, aku pasti akan terbata-bata mengatakannya bahkan mungkin tak terkatakan. Yang kutahu ialah mengarah berarti menuju pada... Mengarah berarti bergerak, menggerakkan hingga mencapai...

Tetapi yang baru mau kucapai atau kutuju adalah/hanyalah GERBANG. Itu masih/hanya gerbang, belum isi. Sejurus kusadari bahwa Gerbang itu adalah satu titik yang harus dijadikan momentum sebelum masuk, masuk pada inti, masuk ke RUMAH. Kata "Hanya"akhirnya kueliminir, ini bukan "hanya" ini adalah momentum berharga yang harus kulewati.

Gerbang itu kunamai GERBANG SENJA.
Senja adalah saatnya tuk beristirahat, waktunya mengurangi aktivitas dan mulai menyegarkan diri. Senja umumnya menjadi saat untuk menikmati sesuatu secara lebih intens; penuh penikmatan. Ada sesuatu yang harus kuyakini sebagai "NIKMAT" mencuat di balik/di dalam gerbang senja itu. Semakin hari semakin membuncah keinginan untuk meyakini presensi NIKMAT itu, semakin tinggi pula daya yang harus kualokasikan untuk mengarahkan diri pada Gerbang Senja.

Nikmat itu adalah Senja ku. Gerbang itu adalah Arahku. Artinya (kalo boleh kuberi) Aku mengarahkan diri pada Kenikmatan. Dan benar lah pendapat para motivator ulung bahwa motivasi manusia yang menjadi dasar pergerakkannya adalah menghindari susah atau sakit dan mencari nikmat, sesuatu yang baik. Untukku, nikmat adalah Anugerah Ilahi. Bagaimana aku menggerakkan seluruh diri ini untuk mencapai Anugerah itu. Apa yang kupikirkan, kukatakan, kulakukan untuk bisa memperoleh AnugerahNYA.

Saat terbaik adalah saat ini, NOW. Nanti adalah hasil dari Sekarang/Saat ini/NOW. Inilah saatnya bagiku untuk segera membangun DAYA hingga aku mampu menghasilkan proses pengarahan pada Anugerah Ilahi yang diperuntukkan bagiku. Ya, aku mau mengarahkan diri pada Gerbang Senja itu. Sekarang.
Tolong berikan sugesti positif Anda untuk ku mengarahkan diri pada Gerbang Senja itu. Sekarang.

Salam Senja,
Alfonsus A.K.

3 comments:

  1. menarik.. dengan Gerbang.. banyak juga ya ilhamnya... ;)

    keep posting yak..

    ReplyDelete
  2. Dengan gaya yang berbeda, tetapi ternyata tujuan kita tidak beda. yah, SAAT TERBAIK ADALAH SAAT INI. NIKMATILAH!!! TIDAK UNTUK MASA DEPAN ATAU MASA LALU. SAAT INI.

    ReplyDelete