Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke
(Injil Kamis, 20 Aug ’09: Mat 22:1-14)
Di daerah asal saya maupun di sebagian besar tempat lainnya, akhir Juni hingga Agustus biasanya menjadi bulan yang diwarnai dengan ramainya undangan untuk “kondangan” atau hajatan atau resepsi, entah itu pernikahan atau sunatan. Mungkin ada yang didatangi mungkin ada juga undangan yang tidak dipenuhi. Ketika menerima undangan dan memenuhi undangan itu, hal yang dipikirkan adalah pakaian dan amplop. Tentu kita akan berpakaian layak dan mengisi amplop sesuai dengan keadaan kita untuk diserahkan kepada si empunya pesta. Bayangkan saja kalau pesta itu adalah pesta pernikahan kakak kita atau pernikahan kita sendiri, apa yang kita inginkan dari para tamu? Tentu kita mau banyak tamu yang datang, tidak hanya sekadar datang tetapi datang dengan berpakaian rapi, layak dan terlihat bersih. Kita menginginkan para tamu menghargai undangan kita dan menghadiri pesta dengan tepat waktu, tertib dan bergembira bersama kita. Saya yakin setiap penyelenggara pesta pasti mengharapkan hal yang sama. Siapapun itu, dan itulah juga yang dikehendaki ALLAH kita.
Sangat luar biasa rasanya sentuhan humaniora yang dipakai dalam pesta pernikahan untuk menggambarkan bagaimana kehendak baik Allah yang penuh Kasih untuk menyelamatkan manusia dan membuat manusia bergembira karena bersatu denganNYA. Kita lihat pilar dari perumpamaan hari ini:
- Ada Pesta Pernikahan Anak Raja
- Ada Undangan pertama à yang diundang tidak datang
- Undangan kedua à yang diundang juga tidak datang
- Raja murka
- Undangan kepada segmen lain yang lebih universal dikirim
- Pesta diselenggarakan
- Ada tamu yang tidak berpakaian layak
- Tamu yang tidak layak itu dihukum
Kita masih mengembangkan permenungan di setiap pilar itu tentunya. Yang menjadi pertanyaan reflektif untuk saya adalah apakah aku mau memenuhi undangan dari Allah dalam hidup nyataku, apakah dan bagaimanakah aku mempersiapkan hati dan budi, jiwa dan dan raga ku untuk dinyatakan LAYAK dalam PESTA itu?? Mari kita contoh teladan Santo Bernardus yang oleh Gereja diperingati hari ini. Santo Bernardus, Doakanlah kami.
No comments:
Post a Comment