Thursday, July 23, 2009

Jauh Lebih Dalam...

Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
(Injil, Kamis, 23 Juli 2009)

Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Perumpamaan juga sebanding dengan analogi. Perumpamaan-perumpamaan Yesus umumnya cukup sederhana dan cukup mudah untuk diingat. Oleh karena itu, perumpamaan tersebut masih dapat diceritakan dari mulut ke mulut, sebelum akhirnya menjadi bentuk tertulis, bertahun-tahun setelah wafatnya Yesus. Salah satu sifat perumpamaan adalah penggambaran secara sepintas sebuah cerita yang sederhana dan lugas, namun memiliki makna yang jauh lebih dalam jika direnungkan lebih jauh.Yesus adalah Guru, termasuk Guru kita dalam Public Speaking. DIA punya cara yang luar biasa untuk mewartakan Kerajaan Allah. Hari ini kita diajari teknik Perumpamaan. Perumpamaan mengandaikan bahwa audiens/pendengar/pembaca perumpaan itu punya “pengertian” alias kemampuan mendengar, mencerna dan mengerti cerita dalam perumpamaan itu. Dan KALAU pun tidak mengerti ISI dari perumpamaan itu, maka diandakan bahwa seseorang harus merenungkan itu lebih dalam, jauh lebih dalam.
Apakah kita mengerti? Apakah kita sudah masuk lebih dalam untuk memahamiNYA? Seberapa dalam kita bermenung? Seberapa dalam kita memberi waktu untuk memahamiNYA? Mari masuk lebih dalam, jauh lebih dalam dari sebelumnya untuk mengenal DIA, untuk memahami SabdaNYA. Masuk lebih dalam dan kita pun akan mendapati pesan yang sangat mendalam, jauh lebih dalam dari sebelumnya. Mari masuk ke hadiratNYA, jauh lebih dalam…

No comments:

Post a Comment