Friday, July 10, 2009

Bertahan Sampai Kesudahannya

Lihat, aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala! Sebab itu hendaklah kalian cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati. ... Janganlah kalian kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kalian katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu saat itu juga. Karena bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu. Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. ... Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat. ... Sungguh sebelum kalian selesai.... Anak Manusia sudah datang. (Mat. 10:16-23)

Hidup manusia sekarang ini diwarnai begitu banyak gaya dan trend yang terkadang justru membuat manusia itu sendiri menjadi kehilangan arah dan tujuan akhir. Masa-masa sekarang ini hidup manusia dikuasai oleh kepentingan pribadi, dikuasai oleh hampir semua yang berbau cyber, maya, gaya glamor, instant dan relativitas nilai-nilai kebenaran. Kita manusia seperti domba yang dilepas ke tengah-tengah serigala. Kita adalah makhluk yang lemah diantara ancaman gigitan dari serigala cyber, serigala ke-maya-an, serigala keglamoran, yang serba instant, dan serigala penyangkalan nilai-nilai kebenaran.
Untuk bertahan di tengah-tengah serigala, maka sang domba harus berjuang, bahkan berjuang keras sekali, melawan dengan sekuat tenaga hingga titik darah penghabisan atau harus memiliki strategi jitu untuk menghindari serigala-serigala pemangsa. Manusia sebagai mahkluk yang penuh sense of appetite (keinginan/kelemahan daging) harus berjuang melawan tender of sins (kecenderungan untuk berdosa) dengan hanya mendekatkan diri pada Tujuan Akhir hidupnya yaitu Tuhan. Oleh karena itu manusia harus cerdik seperti ular untuk menghindari segala bentuk godaan, mengeliat dari segala kelemahan daging dan tulus seperti merpati untuk dengan sungguh memiliki kemurnian hati dan budi dalam kembali ke arah yang benar menuju Tujuan Akhirnya.

Domba pasti ketakutan menghadapi serigala. Manusia juga takut dan kuatir dalam menjalani dan menghadapi kerasnya himpitan dunia ini. Banyak dan sering manusia harus menghadapi himpitan, “sudahlah gak usah doa dulu, nanti telat“, ketika berlaku jujur di dalam bisnis, kita dinasehati “jangan sok jujur”. Kalau di perkuliahan kita tidak mau nakal dan menyontek, kita akan dibilang “sok alim, jangan malu, gak dosa itu” Seolah-olah sesuatu yang seharusnya benar, tidak boleh dipraktekkan. Dengan mentolelir kesalahan-kesalan kecil, nilai kebenaran direlativisir oleh suara mayoritas bahkan hingga hati nurani kita yang awalnya benar, yang diciptakan menurut gambaran Allah, menjadi tertutup dengan dosa, sehingga tidak murni lagi. Dengan rasa takut dan khawatir seperti itu, justru kita akan semakin mudah untuk menyerah dan kalah. Kekhawatiran tidak menambahkan kekuatan. Ketakutan juga tidak membawa kita keluar dari himpitan dunia maya ini. Keyakinan bahwa semua kekuatan yang kita butuhkan itu akan dikaruniakan kepada kita olehNYA, itulah yang akan menyelamatkan kita bahkan saat itu juga. Karena bukan kita sendiri yang akan berbicara, melainkan Roh Bapa yang Mahakuasa. Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. ...Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat. Bukan kita yang akan berjuang sendiri tetapi Allah sendiri yang akan berkarya dalam diri kita. KuasaNYA akan menggerakkan kita. Yang diminta dari kita adalah bertahan sampai kesudahannya, maka kita pun akan selamat. Allah adalah Setia maka kita pun diminta untuk setia kepadaNYA.

Sungguh sebelum kalian selesai.... Anak Manusia sudah datang. Ketika perjuangan kita sungguh berat dan seolah-olah tidak ada penyelesaiannya, ketika kita berupaya bertahan sampai kesudahannya, Tuhan memperhatikan kelemahan umatNYA. Tuhan sudah datang melawati umatNYA, Ia datang laksana fajar cemerlang. Saat kita berjuang, saat ini juga, saat kita membuka diri pada Roh Bapa, Anak Manusia sudah datang.

No comments:

Post a Comment